Thursday, August 7, 2008

Pramugari dan Emergency Door

Dengan senyum terkembang, aku mendatangi kursi di emergency door,
Aku berharap,yang duduk di situ adalah bapak-bapak atau pemuda,
Jangan ibu-ibu atau remaja putri,
Bukan aku menyangsikan kaumku sendiri,
Tapi ini tempat duduk emergency door,
Aku lebih memilih para lelaki,
Karena (kuharap) punya kekuatan dan ketenangan yang lebih.

Harapanku terkabul,
Dua belas kursi diduduki oleh kaum Adam,
Ada perasaan tenang dalam hatiku, walaupun aku sangat berharap bahwa pintu darurat ini tidak perlu dibuka,
Seperti semua yang ada dalam pesawat ini,
Harapannya selamat sampai di tempat tujuan.

Terbayang,
Betapa besar beban pekerja di darat,
Menjaga dan merawat burung besi ini hingga laik terbang,
Betapa berat beban mas-mas pilot yang duduk di kemudi,
Meyakinkan dan menerbangkan benda berat ini hingga ke tujuan,
Melewati rintangan di ketinggian,
Nyawa ratusan oranglah yang menjadi tanggungan.

Deretan kursi no 10, diisi 4 bapak dan 2 pemuda,
Pemuda berbadan sehat, namun sudah siap posisi untuk tidur,
Sedang bapak yang lain sibuk membaca koran atau buku,
Aku mencoba untuk meminta perhatian mereka,
Satu bapak mengalihkan bacaannya dan memandangku,
Bapak lain tetp tidak bergeming, pemuda yang ada melonjorkan kakinya untuk tidur.

Ah,, kenapa hanya satu yang mau mendengarkan,
Apakah yang lain tidak tahu betapa pentingnya penumpang di kursi emergency,
Apakah mereka itu sangat yakin bahwa pintu itu tidak diperlukan,
Apakah mereka tidak sadar kalau penumpang lain mengharapkan kecepatan dan ketepatan mereka bila terjadi sesuatu,
Apakah mereka sudah terlalu sering terbang, sudah tahu dan hapal prosedur dan cara membuka pintu itu,
Ataukah jangan-jangan karena aku sudah bukan gadis belia lagi, tidak terlalu cantik, hanya senyum rmah yang aku punyai?

Ah .., kenapa aku menjadi terbebani dengan ini semua,
Aku harus segera tunaikan tugas ini,
Masih banyak tugas lain dalam 1 jam penerbangan ini.

Tetap dengan senyum, aku mundur ke deretan nomer 11,
Semuanya sudah bapak dan ada 2 orang asing,
Aha, aku harus pakai bahasa inggris di sini,
Aku meminta perhatian mereka,
Syukur mereka mengalihkan pandangan ke aku,
Mendengarkan penjelasanku dengan baik,
Anggukan mereka merupakan siraman di hatiku,
Aku cukup berharga di mata mereka,
Kupersilakan mereka membaca petunjuk yang ada,
Ah, dua orang asing itu yang membacanya.

Apakah orang asing itu lebih perhatian terhadap keselamatan penumpang,
Apakah mereka lebih menghargai aku,
Ataukah mereka ingin meyakinkan prosedur standar ini dilakukan dengan benar,
Apakah petunjuk yang tertulis telah benar adanya,
Jangan-jangan mereka melakukan sampling sistim penerbangan kita,
Untuk masukkan bagi negaranya, sudah layakkah dikeluarka dari daftar larangan terbang mereka.

Ah.., kenapa aku kembali terbebani ini,
Aku harus selesaikan tugas ini,
tugas lain sudah menunggu,
Dengan senyum, aku ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Sambil melakukan tugasku sebagai pramugari,
Aku masih tersenyum dengan tulus,
Salah satu kelebihanku adalah senyum ini,
Selalu tersungging di wajahku,
Walaupun beban hidupku sebenarnya tidak menyiratkan manisnya senyum itu.

1 comment:

Anonymous said...

hallo salam kenal,,
aku berharap suatu hari nanti saya bisa menjadi seorang f/a, seperti mbx.
kalau boleh tahu lebih lanjut tentang mbx, ini alamat email saya, titin_fly@yahoo.com.
thanks a lot